Pages

Wednesday 19 December 2012

praktikum kromatografi


LAPORAN SEMESTER PRAKTIKUM
IDK KIMIA
KROMATOGRAFI DAN SAFETY




OLEH :
DWI AYU WAHYUNI
G1B112030

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JAMBI
2012



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan laporan semester  pratikum IDK kimia ini.
Laporan semester  ini dibuat oleh penulis sesuai dengan hasil pratikum yang telah dilaksanakan. Diharapkan laporan ini dapat dijadikan pedoman bersama dalam mata kuliah IDK Kimia yang mana di dalamnya mencakup materi dan metoda, hasil pembahasan, serta kesimpulan. Serta dapat memberikan manfaat dalam memperdalam pengetahuan mengenainya dan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam bidang ilmu kesehatan. Selain itu pembuatan Laporan Praktikum Kimia ini adalah sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan saat praktikum, dan untuk melengkapi tugas dari Praktikum Kimia.

Dan tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Asisten Dosen yang telah membinbing penulis dari awal praktekum hingga selesainya laporan semester ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan lainnya di masa mendatang.
                Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih,dan  semoga makalah ini dapat di terima oleh Dosen pembimbing/Asisten Dosen mata kuliah IDK Kimia, serta dapat menambah wawasan bagi kita semua, amin.




Jambi,    November  2012


                         Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................            i
DAFTAR ISI.............................................................................................           ii
BAB I
........... PENDAHULUAN.........................................................................           1
1.1. Latar Belakang.........................................................................          1
1.2. Tujuan dan Manfaat..................................................................          1
BAB II
........... TINJAUAN PUSTAKA.................................................................         3
BAB III
MATERI DAN METODA
........... 3.1. Waktu dan Tempat......................................................................     6     
........... 3.2.  Materi........................................................................................     6     
3.3. Metoda.......................................................................................     6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................     8     

PENUTUP
·         Kesimpulan......................................................................................       13    
·          Saran..............................................................................................       13    
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................        14  



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran, sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat.
Dalam penggolongan kromatografi yang didasarkan pada teknik yang digunakan. Kromatografi kertas merupakan bagian khusus dari kromatografi cairan-cairan di mana cairan stasionernya merupakan lapisan pelarut yang terabsorpsi pada kertas. Keuntungan dari metode ini adalah kesederhanaannya, karena pekerjaan yang perlu dilakukan adalah menitikkan tinta di dekat tepian kertas, lalu mencelupkan ujung kertas tersebut ke dalam  pelarut. metode ini sesuai untuk memisahkan dan mengidentifikasi senyawaan dalam campuran.
Safety berarti keamanan dan keselamatan. Dalam bekerja di laboratorium Keselamatan dan  keamanan bagi para praktikan dan semua pihak yang terlibat dalam  proses kerja adalah salah satu hal terpenting yang harus di perhatikan.  Melakukan praktek sesuai dengan prosedur yang ada itu lebih baik karena itu semua akan mengurangi resiko kecelakaan yang terjadi didalam laboratorium. Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti  melakukan berbagai macam praktikum dan bermacam-macam  percobaan. Praktikum dan percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Untuk itu kedisiplinan para praktikan untuk memekai alat pelindungan diri saat bekerja di dalam laboratorium harus di tingkatkan.






TUJUAN DAN MANFAAT
Percobaan kromatografi ini bertujuan untuk memisahkan zat terlarut dari campurannya berdasarkan perbedaan kelarutannya. Di percobaan ini kami menggunakan kertas saring, komponen dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan dengan jarak perbantingan  yang beragam. Oleh karena itu, percobaan ini sangat penting dilakukan untuk Mengetahui jarak perbandingan atau Rf dari masing-masing noda, Mengetahui penggolongan kromatografi, serta Mengetahui prinsip percobaan kromatografi kertas.
Adapun manfaat dari mempelajari kromatografi ini adalah memberikan wawasa bagi kita dalam kemajuan ilmu pengetahuan sehari – hari dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang juga berkaitan dengan ilmu kesehatan.

Matakuliah safety di dalam laboratorium, bertujuan agar mahasiswa mendapatkan materi tentang keselamatan kerja di laboratorium kimia.  Adapun mamfaat dari materi yang disampaikan sangat penting dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kimia.  Sebagai seorang calon perawat yang tentu akan terarah juga materi kuliahnya ke laboratorium, membutuhkan persiapkan untuk mampu bekerja di laboratorium yang memiliki resiko terhadap keselamatan dan kesehatan diri dan lingkungan sekitarnya.  Oleh karena itu, sebagai mahasiswa di bidang ilmu kesehatan, harus mendapatkan bekal dasar-dasar keselamatan kerja sehingga ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di laboratorium mampu bekerja dengan aman dan mampu mencegah dan menangani adanya kecelakaan kerja.
           







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michel Tswett, seorang ahli dari Botani Rusia, yang menggunakan kromatografi untuk memisahkan klorofil dari pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman. Tswett sendiri mengantisipasi penearapan pada beraneka ragam sistem kimia. Seandainya karyanya segera ditanggapi dan diperluas, beberap bidang sains mungkin akan lebih cepat maju. Demikianlah kromatografi tetap tersembunyi sampai sekitar tahun 1931, ketika pemisahan karotenatumbuhan dilaporkan oleh ahli sains organik terkemuka yaitu Kuhn. Penelitian ini menarik lebih banyak perhatian dan kromatografi adsorsi menjadi meluas pemakaiannya dalam bidang kimia hasil alam.
Day dan Underwood, Menyatakan dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran serap pada permukaan partikel-partikel atau terserap. Pada kromatografi kertas naik, kertasnya digantungkan dari ujung atas lemari sehingga tercelup di dalam solven di dasar dan solven merangkak ke atas kertas oleh daya kapilaritas. Pada bentuk turun, kertas dipasang dengan erat dalam sebuah baki solven di bagian atas lemari dan solven bergerak ke bawah oleh daya kapiler dibantu dengan gaya gravitasi. Setelah bagian muka solven selesai bergerak hampir sepanjang kertas, maka pita diambil, dikeringkan dan diteliti. Dalam suatu hal yang berhasil, solut-solut dari campuran semula akan berpindah tempat sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk membentuk sederet noda-noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu saja noda-nodanya dapat terlihat (Day dan Underwood, 2001).
Bernaseoni, berpendapat bahwa di bidang teknik kimia seringkali bahan padat harus dipisahkan dari larutan atau lelehan, tanpa mengikat kotoran-kotoran yang terkandung dalam fasa cair tersebut. Seringkali juga bahan padat kristalin yang mengandung pengotor harus dibersihkan atau harus dihasilkan bentuk-bentuk kristal tertentu, untuk maksud tersebut proses kristalisasi dapat digunakan. Kristal adalah bahan padat dengan susunan atom atau molekul yang teratur. Yang dimaksud kristalisasi adalah pemisahan bahan padat berbentuk kristal dari suatu larutan atau lelehan. Hasil kristalisasi dari lelehan sering harus didinginkan lagi atau dikecilkan ukurannya (Bernaseoni, 2005).
Csaba Horvath, adalah ilmuan yang pertama kali mempraktekan Kromatografi Cair sebagai  komplemen Kromatografi  Gas terus dikembangkan menjadi Kromatografi Cair Tekanan Tinggi / HPLC ( High Pressure Liquid Chromatography). Dengan memakai fase diam di kolom kaca yang disertai pengaliran fase gerak bertekanan tinggi, kromatografi dengan teknik ini dikenal sebagai "High Pressure Liquid Chromatography"  (Csaba Horvath1970).
       Consden, Gordon dan Martin, memperkenalkan teknik kromatografi kertas yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupakan selulosa murni yang memiliki afinitas terhadap air atau pelarut polar lainnya. Bla air diadsorbsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berpran sebgai penyngga dan air bertindak sebagai fase diam yang terserap diantara struktur pori kertas (Consden, Gordon dan Martin 1994).
Dr Safni, M.Eng , adalah seorang ahli kimia dari Universitas Andalas (Unand) Padang lulusan Gifu University, Jepang .berhasil mengembangkan teknik kromatografi ion yang sebelumnya telah dirintis para ilmuwan kimia dunia. menjelaskan, dalam pengembangan teknik kromatografi tersebut, kondroitin sulfat merupakan suatu zat yang dapat ditemukan di dalam tulang, kornea dan beberapa jenis obat tetes mata, yang dapat mempengaruhi elastisitas dari jaringan dan permiabilitas dari ion-ion, Safni mengatakan, dengan menggunakan ionik polisakarida sebagai pemodifikasi kolom, pada gilirannya diperoleh waktu retensi yang lebih kecil dari pemisahan anion-anion. Waktu retensi dari iodat, nitrat dan tiosianat berkurang setelah pemodifikasian menggunakan kolom kondroitin sulfat C dan heparin. (Dr.Safni,M.Eng,2012).
Paryanto,menyatakan bahwa  kristalisasi adalah proses pembentukan fase padat (kristal) komponen tunggal dari fase cair (larutan atau lelehan) yang multi komponen, dan dilakukan dengan cara pendinginan, penguapan dan atau kombinasi pendinginan dan penguapan. Proses pembentukan kristal dilakukan dalam tiga tahap, yaitu (1) pencapaian kondisi super/lewat jenuh (supersaturation), (2) pembentukan inti kristal (nucleation), dan 93) pertumbuhan inti kristal menjadi kristal (crystal growth). Kondisi super jenuh dapat dicapai dengan pendinginan. Penguapan, penambahan presipitan atau sebagai akibat dari reaksi kimia antara dua fase yang homogen. Sedangkan pembentukan inti kristal terjadi setelah kondisi super/lewat jenuh /supersaturated tercapai (Paryanto, 2007).
ILO(international labour organization) menyatakan bahwa, apapun keadaan yang menimpa suatu negara, keselamatan dan kesehatan pekerja adalah hak asasi yang mendasar.
Setyawati, berpendapat bahwa pekerja laboratorium harus memiliki tingkat kepatuhan terhadap peraturan dan pengarahan K3 dalam melakukan pekerjaanya (Setyawati,2002).
Imamkhasani, berpendapat bahwa tanggung jawab moral dan keselamatan kerja memegang peran penting dalam pencegahan kecelakaan setiap individu, peraturan juga memberikan andil besar dalam keselamatan kerja (Imamkhasani,1990).
Markkenen, berpendapat bahwa keselamatan dan kesehatan pekerja harus tetap dilindungi, baik suatu negara tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi maupun ketika sedang dilanda resensi (Markkenen,2004).
Mankes, mengemukakan fakta dari hasil laporan Nasional Safety Council (NSC) pada tahun1988,menunjukan bahwa terjadi kecelakaan di rumah sakit 41% lebih besar dari pekerja industri lain, khasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum,terkilir, sakit penggang, tergores, luka bakar, dan penyakit infeksi lainnya, hal ini di kerenakan kurangnya kedisiplinan pegawai tersebut dalam menggunakan alat pelindungan diri saat bekerja. (Mankes,2007).
Erena, berpendapat banyaknya pekerja yang meremehkan resiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia (Erna,2008).
Perwitasari dan anwar, menyatakan tingkat resiko pemakaian APD (alat pelindung diri) dan kebersihan petugas laboratorium. Dikarnakan tidak tersedianya APD di laboratorium serta kurangnya perhatian dari kepala laboratorium dalam penyediaan APD dan anggarannya yang juga terbatas (Perwitasari dan anwar,2006).




BAB III
MATERI DAN METODA


3.1.      WAKTU DAN TEMPAT
 Praktekum Ilmu Dasar Keperawatan di bidang kimia yang berjudul kromatografi dilaksanakan  pada tanggal 24 November 2012 dimulai pada pukul 11.00 WIB dan penjelasan serta pembahasan mengenai materi safety di bahas pada tanggal 22 November 2012 pada pukul 11.00 WIB hingga selesai. Kedua materi kuliah ini dilaksanakan di gedung G PSIK Universitas Jambi.

3.2.       ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktekum IDK kimia yang berjudul Kromatografi ini adalah, kertas saring sebagai pengganti dari kertas kromatografi,gelas kimia atau gleas plastik biasa, tinta gel warna (kami menggunakan warna hitam, merah,dan biru), air, penggaris, pensil, stiker dan gunting.
Adapun alat-alat yang umum di gunakan dalam safety/keamanan dan keselamatan saat bekerja di laboratorium antara lain yaitu, pelindung kepala seperti Bump Cap, pelindung mata seperti kaca mata goggle, pelindung wajah seperti Face shield yang di gunakan pada saat operasi peleburan logam, dan perlindungan pernapasan seperti Masker, jenis-jenis sarungan tangan, serta pelindung badan seperti jas laboratorium.


3.3.       METODA
            Metoda yang digunakan dalam praktikum kimia kromatografi ini adalah membuat garis dengan pensil yang berukuran 1cm dari unjung bawah kertas saring, lalu membuat titik dengan tinta gel (kami menggunakan tinta warna merah, biru, dan hitam) menitikkan warna merah di tengah garis itu, dan membuat titik di sebelah kanan dan kiri tinta merah dengan menggunakan tinta warna buru dan hitam dengan jarak antar tinta yaitu 2cm  lalu kertas tersebut di gulung sehingga membentuk silinder, setelah itu menepatkan kertas tersebut didalam gelas kimia yang telah berisi air setinggi ½ cm sehingga ujung kertas terendam dengan air, dan membiarkan air merambat kebagian atas kertas dengan zat warnapun akan ikut naik ke atas kertas dengan waktu yang ditetapkan. Setelah air merambat, kertas dikeluarkan dan dibiarkan mengering lalu mengukur jarak noda dan jarak airnya dan didapatkanlah hasil perbandingannya.
            Dalam menggunakan alat pengamanan diri di laboratorium harus memiliki pemahaman/pengetahuan yang cukum dalam karna perlindungan yang tidak memenuhi syarat standar dapat menularkan penyakit bila di pakai berganti-gantian.



















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

KROMATOGRAFI
Hasil penelitian yang kami dapatkan pada percobaan pertama :
Warna tinta
Warna noda
Jarak noda
Jarak air
Jarak perbandingan
Merah
Merah muda
3,5
12
3,5:12 = 0,29
Biru
Biru muda
6,5
12,3
6,5:12,3 = 0,52
Hitam
Hutam
Kemerah-merahan.
10
12,6
10:12,6 = 0,79

            Setelah kami melakukan percobaan ini kami mendapatkan hasil bahwa zat warna dalam tinta ikut merambat di bawa oleh air naik ke kertas. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Consden, Gordon dan Martin, mereka memperkenalkan teknik kromatografi kertas yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupakan selulosa murni yang memiliki afinitas terhadap air atau pelarut polar lainnya. Bila  air diadsorbsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berpran sebgai penyngga dan air bertindak sebagai fase diam yang terserap diantara struktur pori kertas (Consden, Gordon dan Martin 1994).

Semua pemisahan ini tergantung pada gerkan relative dari masing-masing komponen di antara dua fase tersebut. Senyawa atau komponen yang tertahan (terhambat) lebih lemah oleh fase diam akan bergerak lebih cepat dari pada komponen yang tertahan lebih kuat. Perbedaan  gerakan (mobilitas) antara   komponen  yang  satu  dengan  yang  lainnya disebabkan oleh perbedaan dalam  penguapan dia antara kedua fase. Jika perbedaan-perbadaan  ini cukup besar, maka akan terjadi pemisahn secara sempurna .
           
Dalam percobaan pertama ini kami menemukan dua warna yang asalnya dari satu zat warna, setelah di identifikasikan warna yang kami temukan  pada ujung atas warna hitam memunculkan warna merah, hal ini membuat kami ragu dengan penelitian yang kami lakukan, sehingga kami melakukan percobaan yang kedua dengan hasil :

Warna tinta
Warna noda
Jarak noda
Jarak air
Jarak perbandingan
Merah
Merah muda
8
12,1
8:12,1 = 0,66
Biru
Biru muda
7
12,3
7:12,3 = 0,56
Hitam
Hutam
Kemerah-merahan.
6,2
12,2
6,2:12,2 = 0,50

            Dari hasil percobaan yang kedua, yang kami lakukan. Kami mendapatka  hasil bahwa warna hitam pada ujungnya juga mengalami perubahan warna menjadi warna merah muda dan kami menyimpulkan bahwa dalam suatu zat terdiri dari dua atau lebih campuran yang akan menghasilkan warna yang berbeda saat terjadi pencampuran degan air atau yang biasa disebut dengan pencairan.

Terjadinya  perubahan warna tinta Dari titik tinta warna hitam,  biru, dan  merah yang berada di kertas kromatografi yang di rambati oleh air di dalam gelas kimia seiring merambatnya air ke atas kertas,  zat warna di dalam tinta ikut merambat naik dan menghasilkan zat warna tinta yang baru berupa noda-noda kemudian ukur  jarak batas air dan jarak tiap noda zat warna, dan menghitung perbandingan kedua jarak, jarak noda dan jarak air dengan rumus
Jarak perbandingan = jarak noda : jarak air.

Jarak dari setiap noda berbeda-beda karena dipengaruhi oleh kepolaran masing-masing zat tersebut sehingga harga Rf-nya juga bebeda. Larutan yang bersifat non-polar akan memperlambat proses kromatografi komponennya, karena komponennya bersifat polar, sehingga akan mempengaruhi harga Rf, karena perbedaan kelarutan serta sifat dari campuran tersebut.






SAFETY
            Dari hasil diskusi yang kami lakukan dalam mempelajari matri kuliah yang berjudul safety ini kami dapatkan bahwa safety berarti keamanan dan keselamatan yang membutuhkan alat sebagi pelindung diri untuk keamanan dan keselamatan tersebut, yang harus digunakan seseorang praktikan atau pekerja untuk melindungi dirinya darin kontaminasi lingkungan pada saat bekerja di laboratorium.
          Pencegahan dari Kecelakaan di Laboratorium, Kecelakaan tersebut  terutama disebabkan oleh (khususnya luka, keracunan bahan kimia, api, letusan dan listrik
1. Api
Api di Lab. Disebabkan oleh bahan mudah terbakar seperti : ether, benzene, asetan dan alkohol.
2. Letusan
Letusan yang tiba-tiba tidak dapat dicegah tetapi ketika terjadi dapat dikurangi dengan menggunakan dinding besi atau betonuntuk melindungi.
Letusan terjadi ketika bahan yang mudah terbakar dipanaskan atau didestilasi, juga terjadi ketika mencampur bahan kimia dan tabung kosong dan segel terbakar.
3. Reagensia
Ada 2 macam kecelakaan yang disebabkan reagensia:
Reagensia yang merusak kulit (asam kuat dan basa).
Reagensia yang bersifat racun atau gas yang masuk tubuh.
4. Listrik
Ketika peralatan listrik digunakan bahaya memegang dengan tangan basah atau meletakkan peralatan berhubungan dengan air.
5. Luka atau Kebakaran
Luka karena tergores gelas, terbakar karena baju kena api, memegang pecah belah yang terlalu panas atau menggunakan gas dan alkohol yang mudah terbakar.
 hal ini sesuai dengan pernyataan Erena, yang  berpendapat bahwa banyaknya pekerja yang meremehkan resiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia (Erna,2008). Serta pendapat dari Perwitasari dan anwar, menyatakan bahwa tingkat resiko pemakaian APD (alat pelindung diri) dan kebersihan petugas laboratorium. Dikarnakan tidak tersedianya APD di laboratorium serta kurangnya perhatian dari kepala laboratorium dalam penyediaan APD dan anggarannya yang juga terbatas (Perwitasari dan anwar,2006).
Seiring dengan perkembangan teknologi, peralatan kerja di laboratorium sebagai sarana research and development-pun juga semakin berkembang. Artinya kita harus semakin hati-hati bekerja di laboratorium, termasuk selalu memperhatikan keselamatan bagi diri kita dan orang lain yang bekerja di laboratorium. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pengguna diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.

Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan peralatan keselamatan kerja yang memadai untuk dapat melindungi dan menjamin keselamatan pekerja.
Fasilitas alat untuk melengkapi ruang kerja di laboratorium antara lain :
  • Fire extinguisher 
  • Hidrant
  • Eye washer 
  • Water shower 

Sedang peralatan darurat dan pendukung yang harus tersedia di laboratorium antara lain:
  1. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
  2. Tandu 
  3. Spill Kits 
  4. Pakaian pelindung and Respirators 
  5. Peralatan dekontaminasi
  6. Disinfektan and peralatan pembersih 
  7. Peralatan lain (palu, obeng, tali, dll) 
  8. Pita demarkasi, tanda peringatan
Untuk kotak PPPK bisa dilengkapi dengan :
   1. Obat luar
       - Salep levertran (untuk luka bakar)
       - Revanol
       - Betadin
       - Handyplash
    2. Obat ringan
       - Obat-obat anti histamin
       - Norit
    3. Plester Pembalut
        Ukuran kecil, sedang, besar
    4. Kapas, kasa steril
Alat keselamatan kerja yang lain alat pelindung diri (APD) yang biasa disebut juga dengan PPE (Personal Protective Equipment) yaitu alat yang memberikan perlindungan terhadap bahaya yang mungkin timbul. PPE merupakan peralatan ataupun pakaian yang didesain untuk mengendalikan resiko terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. PPE harus dipilih dengan seksama sesuai tingkat resiko tempat kerja.
Berdasarkan ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri (APD) adalah :
  1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh pekerja.
  2. Bobot seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
  3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibe. 
  4. Bentuknya harus cukup menari. 
  5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama. 
  6. Alat tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi pemakainya karena bentuk atau karena salah dalam menggunakannya. 
  7. Sudah sesuai dengan standar yang telah ada. 
  8. Alat tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya. 
  9. Suku cadang mudah didapat untuk mempermudah pemeliharaannya. 

Adapun jenis resiko kecelakaan di laboratorium misalnya :
  • Luka goresan, injeksi, dll.
  • Pemaparan aerosol (biasanya diluar Biosafety Cabinet/BSC)
  • Tumpahan atau pecahan wadah biakan.
  • Kecelakaan sentrifus
  • Bencana alam, kebakaran dan banjir
  • Luka gigitan dan cakaran hewan coba
Mankes, mengemukakan fakta dari hasil laporan Nasional Safety Council (NSC) pada tahun1988,menunjukan bahwa terjadi kecelakaan di rumah sakit 41% lebih besar dari pekerja industri lain, khasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum,terkilir, sakit penggang, tergores, luka bakar, dan penyakit infeksi lainnya, hal ini di kerenakan kurangnya kedisiplinan pegawai tersebut dalam menggunakan alat pelindungan diri saat bekerja. (Mankes,2007).
PENUTUP


KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa Kromatografi kertas merupakan kromatografi dengan menggunakan kertas penyaring sebagai penunjang fase diam dan fase bergerak, berupa cairan yang terserap di antara struktur pori kertas.tinggkat ketinggian warna noda ditentukan oleh volume dan kepekatan tinta, waktu, cara lipatan, serta keadaan saat proses penyerapan air oleh kertas. Dan dapat juga terjadi kesalahan pada hasil percobaan seperti,  tinta menyebar atau bercabang kemana-mana yang bisa di sebabkan oleh kesalahan dalam pelipatan atau oleh proses penyerapan air yang terganggu. Kromatografi adalah identifikasi suatu zat yang terlarut dalam campuran, perubahan warna dalam suatu zat dapat disebabkan karna dalam suatu zat tersebut terdiri dari dua atau lebih campuran yang akan menghasilkan warna yang berbeda saat pengencera. Pada kromatografi kertas, senyawa-senyawa yang dapat dipisahkan dapat diambil dari kertas dengan jalan memotong noda (spot) yang kemudian melarutkannya secara terpisah.
            Dalam pembahasan mengenai safety dapat disimpulkan bahwa Alat Pelindung Diri merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh seorang praktikan atau pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungannya saat bekerja di laboratorium.


SARAN
            Mahasiswa  khususnya di bidang ilmu kesehatan harus mendapatkan bekal pengetahuan mengenai  bahan kimia dan penangannya.  karena saat mereka  bekerja di laboratorium tentu saja tidak dapat terlepas dari interaksi dengan bahan kimia, dan kedisiplinan memakai alat pelindung diri pada saat bekerja di laboratorium harus di tingkatkan agar tidak terpapar bahaya dari zat kimia maupun infeksi penularan penyakit.
Semoga kita bisa menjalankan praktikum dengan lebih baik lagi, agar kita lebih mudah memahami pengarahan yang disampaikan oleh Asisten Dosen.




DAFTAR PUSTAKA

Sudjadi.1988.Metode Pemisahan.Yogyakarta:Konsius
Arsyad, M. Natsir, 2001, Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah, Gramedia, Jakarta.
Aswad.2001.Kimia Untuk Universitas.Erlangga : Jakarta.
Bernaseoni,G. 2005. Teknologi Kimia. PT Padya Pranita. Jakarta..
Keenan, Charles W. dkk., 2002, Kimia Untuk Universitas Jilid 2, Erlangga. Jakarta.
Mulyadi.2006. pengenalan ilmu kimia . Bumi aksara: Jakarta
Syukri, 2000, Kimia Dasar 3, ITB Press, Bandung.

Anonim.http://www. evaluasi-penggunaan-alat-pelindung-diri-apd-pada-petugas-laboratorium.htm

No comments:

Post a Comment